Kadang kadang suami istri "bertengkar". Suami bingung dengan sikap istri yang tetap merasa kecewa, padahal suami sudah bekerja keras untuk mencari uang lebih banyak. Semakin "kaya" semakin hebat mereka bertengkar.
Ternyata seorang istri jadi lebih sadar akan apa yang tidak diperolehnya secara emosional. Uang tidak dapat memuaskan kebutuhan kebutuhan emosional. Istri merasa kurang didengarkan oleh suami. Suami lupa bahwa uang bukan segalanya.
Suami pikir dengan bekerja keras sampai larut malam, otak berkonsentrasi penuh terhadap pekerjaan akan membuat istri berbahagia.
Saya pernah dengar keluhan dari orang kaya sbb: "Saya bekerja untuk mendapatkan uang yang banyak, kedudukan yang terhormat. Motto saya, waktu adalah uang. Semua itu tercapai. Akhirnya saya sadar, ternyata hidup saya seperti menunggang seekor macan. Saya gagah berada diatas macan, namun saya tidak bisa turun. Kalau saya turun, maka macan akan memakan saya. Itulah saya".
Orang kaya itu terperangkap dengan uang, dengan kesibukannya. Hidupnya diatur oleh jadwal yang sangat padat. Mungkin dalam 1 hari harus menghadiri lebih dari 4 pertemuan rapat.
Sebagai manusia yang serupa dengan Penciptanya,kita memerlukan waktu untuk lari dari kesibukan.
Ketika saya berlibur dan menginap di hotel CM Nusa Dua Bali, hotel bintang 4, sekitar tahun 1990 an, saya menemukan hal yang unik yaitu di dalam kamar sengaja tidak disediakan pesawat TV ataupun Radio dan tidak disediakan koran. Hotel ini tersebar di berbagai negara. Ada yang berlokasi di pantai, adapula yang berlokasi di pegunungan bersalju.
Sehingga selama menginap, saya benar benar terputus dengan "dunia luar". Sepanjang hari saya hanya memakai kaos dan celana pendek pantai yang tidak menyerap air, jam tangan waterproof, sun block lotion diseluruh badan.
Makan pagi, siang, dan malam gratis. Untuk membeli minuman soft drink atau makanan kecil, saya menukarkan sejumlah uang di Lobi dengan manik manik plastik. Manik manik ini bisa dirangkai menjadi sebuah kalung atau gelang, tergantung dari berapa banyak uang yang kita tukar. Sepanjang hari itu saya terbebas dari dompet, telepon, berita berita di TV dan koran dll.
Saya bisa berenang di pantai, berenang di kolam renang, main kano, tenis, basket, volley, squash, selancar, belajar "driving" di rumput golf, belajar memanah, pijat tanpa plus plus, ataupun "do nothing" dengan duduk di tepi pantai, menikmati deburan ombak dan menikmati sunset.
Mungkin ini konsep yang tidak bertentangan dengan agama apapun, yaitu beristirahat, sebelum kita benar benar beristirahat selamanya ketika ajal tiba. Peace.
Ya beristirahat dng cara seperti itu memang perlu dilakukan untuk penyegaran, tapi dalam hubungan suami istri menurut saya yang penting adalah kedua belah pihak menyadari bahwa tidak ada hubungan yang sempurna, pasti ada cacat, nah disinilah perlu pengorbanan dari kedua belah pihak. Intinya kalau ada genteng yang bocor ya kita betulin saja bagian yang bocornya, bukan lalu merobohkan rumah tsb.
pak Rudy tq utk komennya.
uang memang bukan segalanya, tapi segala sesuatu butuh uang, Om Domba!!
Bu Riris, benar sekali yg dikatakan ibu ...tq. pissss