Dalam kitab orang Kristen, Matius 5:39, nabi Isa berkata: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu”.
Menurut Clarke Commentary, Arti ayat tersebut: Biarkanlah Tuhan yang menghakimi.
Menurut Barnes Commentary, arti ayat tersebut: Tuhan menolak hukum “mata ganti mata” yang dianut oleh orang Yahudi.
Menurut Henry Commentary, Kita tidak disarankan melakukan pembalasan, namun sebaliknya murah hati dan dermawan.
Untuk melakukan perintah nabi Isa, tidak mudah dan tidak sulit. Beberapa petunjuk praktis untuk dapat melakukan hal diatas sbb:
1. Kalau seseorang mangatai anda “babi”, jangan tersinggung atau marah. Marah bukanlah respons yang cerdas. Yang anda lakukan adalah lihatlah telinga anda di cermin. Kalau telinga anda tidak sebesar telinga babi, berarti anda bukan babi. Beres.
2. Kalau anda disakiti secara jasmani, menurut nabi Isa, anda tidak perlu membalas, bahkan anda disarankan diam, seperti domba. Dalam kitab orang Kristen diajarkan juga agar cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Saran saya ( belum tentu benar lho ), seandainya anda adalah ular derik, maka anda tidak boleh melawan ( mengigit ), namun anda masih bisa mendesis. Dengan desis anda, siapa tau orang yang menyakiti anda lari. Atau anda yang lari seandainya desis anda tidak membuat orang itu takut. Mudah bukan?
3. Ada orang yang mempunyai kemampuan melihat “roh halus”, yaitu setan yang berbentuk menyeramkan. Bila anda mengalami hal tersebut, lambaikanlah tangan anda sambil berkata: “Halo”. Lalu setelah itu yang anda lakukan adalah lari, Mudah bukan?
4. Setiap orang hampir punya masalah. Kadang kadang masalah itu datang seperti film layar lebar, ketika anda sedang berdoa atau merenung. Cobalah ini: Biarkan “film” yang mengganggu perasaan anda itu muncul, lalu perlahan lahan, perkecil film tersebut menjadi sebesar TV, lalu perkecil lagi sebesar kotak korek api, sampai akhirnya lenyap.
5. Senyumlah dalam menghadapi segala sesuatu. Seandainya anda menyerempet kendaraan orang, lalu orang tersebut marah, jangan balas dengan kemarahan. Tersenyumlah, katakan minta maaf, kerusakan akan anda perbaiki. Maka kemarahan orang tersebut akan “lumer".
Saya teringat kisah nyata tentang senyum dan tidak membalas kemarahan dengan kemarahan sbb:
Saat itu saya mahasiswa, kost di dekat kampus. Saya sekamar dengan teman yang berasal dari Padang, sebut saja Awi.
Di kamar lain, teman yang berasal dari Palembang ( sebut saja Biwa ), bertengkar dengan Awi. Biwa dengan emosi yang meluap luap menantang Awi untuk berkelahi satu lawan satu. Kata kata makian keluar dari mulut Biwa, namun Awi tidak meladeni, tenang, tidak berbicara sedikitpun. Mungkin juga takut ( hanya dia yang tahu ).
Selanjutnya yang terjadi adalah kami kerepotan menolong Biwa yang “kram”. Nampaknya emosi Biwa yang “dicuekin” oleh Awi membuat Biwa kesakitan karena tangan dan bagian tubuh lainnya “kram” atau kejang.
Awi dengan berjiwa besar membantu memijat bagian tubuh Biwa yang “kram” dan memberinya minum.
Anda ingin mengalami kram atau kejang, cobalah untuk marah…….
sungguh, baru kali ini saya menangkap maksud serius dalam posting artikel yg penuh humor seperti ini. huehehehehehhheee
melihat rumitnya hidup memang tak harus selalu dengan cara yg serius. artikel ini telah membuktikannya. bahwa nasihat yang serius bisa saja disampaikan dengan guyonan cerdas.
Keep writing, Om Domba !!
Waktu saya sedang mengendarai mobil,sopir mobil dari arah berlawanan mangatai “babi” dengan suara keras, saya tersinggung.Saya melanjutkan perjalanan,lalu terlihat sekelompok babi menghalangi jalan saya. Yang saya lakukan setelah melewati kawanan babi,adalah melihat telinga saya di cermin spion,dan dibalik telinga saya memang benar binatang babi.jadi beres.....kalau ternyata domba...saya akan marah karena dibohongi sopir itu .
Keep writing, Om pakar istirahat!!
Matius 5:39 memang sebuat ayat yang sampai sekarang banyak orang kristen (termasuk saya) yang bingung menerapkannya, cuma yang saya heran biasanya kalo orang menampar dengan tangan kanan yang kena harusnya pipi kiri bukan pipi kanan ... ? juga kalau kejahatan dilawan dengan kejahatan apa bedanya orang percaya dengan orang tidak percaya. Bak pepatah air yang dingin juga dapat memadam api.
Bu Riris, Tq utk supportnya, membuat saya semangat.
Pak Markus, Tq utk komennya, masih suka marah?
Pak Rudy, tq utk komennya. semoga pak Rudy selalu menjadi air dingin.....